Tantangan terberat melakoni kehidupan di dunia sosial akan selalu di hadapkan dengan sikap pesimistis dan di abaikan bagi kebanyakan kalangan. Hidupnya tidak akan menyenangkan dan bagaimana mungkin bisa menyelesaikan masalah sosial sementara hidupnya sendiri terancam karena urusan finansial. Bahkan tak jarang kalimat ini terdengar, urus saja hidupmu baru selesaikan masalah orang lain. Tidak perlu mempersulit diri dan lain sebagainya. Sikap skeptis tersebut adalah bentuk nyata bahwa peran sebagai pegiat sosial sama sekali tidak populer.
Hal itu terus menguji dan menggoda para pegiat sosial untuk mundur dari niat baiknya. Coba mari kita hitung, ada berapa banyak sarjana lulusan sosial yang akhirnya menggeluti pekerjaan yang tidak relevan dengan pakemnya. Jika di urutkan kembali kebelakang, mungkin akan ada alasan mengapa demikian dan yang di kambing-hitamkan. Akan tetapi bukan itu inti topik pembahasan kali ini.