Manusia-Belajar

Belajar Melihat Manusia dari Berbagai Sisi Kehidupan

Pernahkah kamu melihat sesuatu dari satu sisi? Saya rasa hampir setiap orang pernah melakukannya. Adakalanya, kita manusia sebagai makhluk sosial sering melihat sesuatu hanya dari satu sisi saja tanpa melihat sisi yang lain terlebih dahulu. Pada hakekatnya manusia memang memiliki cara pandang yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Begitu pula dengan cara seseorang melihat sesuatu, pastinya memiliki penilaian atau pandangan yang berbeda.

Saya jadi teringat dengan pengalaman dalam melihat manusia hanya dari satu sisi saja tanpa melihat terlebih dahulu sisi yang lainnya. Pengalaman ini saya dapatkan ketika saya mengajar di sebuah yayasan sosial di kota Medan, tepatnya di Yayasan Medan Generasi Impian. Waktu pertama saya mengajar di yayasan ini, saya bertemu dengan anak-anak marginal (kurang mampu) yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda.

Di Yayasan Medan Generasi Impian, kami memiliki dua tingkatan kelas

Yaitu higher class dan middle class. Pada saat itu saya mengajar di kelas higer dan sambil mengajar. Saya juga memperhatikan peserta didik saya satu persatu, ada seorang anak laki-laki yang menarik perhatian saya yang bernama Rasyah. Dari beberapa anak laki-laki di kelas itu. Saya melihat Rasyah adalah anak terapih dalam berpakaian. Dalam pikiran saya Rasyah pastilah berasal dari keluarga yang berkecukupan dan mampu.

Hingga pada saat hari dimana yayasan akan melakukan kunjungan ke rumah peserta didik untuk bertemu orang tua mereka. Saya sangat beruntung dan senang di ajak dalam team, karena ini pengalaman pertama saya kunjungan ke rumah siswa. Kami berangkat  sore hari dan menempuh perjalanan sekitar 20 menit menggunakan sepeda motor. Mulailah kami berkunjung dari rumah ke rumah beberapa peserta didik. Kami bertemu dan berbincang dengan orang tua mereka tentang perkembangan siswa di rumah terutama mengenai semangat mereka belajar di rumah.

Baca Juga : Pendidikan Bukan Produksi Masal

Kemudian kami menyelesaikan beberapa keperluan di tempat tersebut dan kami pun kembali ke yayasan. Saat perjalanan saya sedikit bertanya kepada rekan kerja saya mengenai keluarga anak didik kami tersebut. Singkat cerita saya mengetahui bahwa Rasyah dan keluarganya hanya menumpang di rumah tersebut. Ukuran rumah yang cukup kecil membuat semua barang tidak dapat tersimpan di dalam rumah. Sehingga semua barang mereka hanya di tempatkan di kaki lima. Untuk tidur pun seperti itu juga, Rasyah dan ayahnya akan tidur di kaki lima. Sementara ibu dan keempat adik Rasyah akan tidur di ruang tengah. Sejenak saya terdiam. Dan rekan kerja saya meneruskan ceritanya bahwa ibu Rasyah bekerja sebagai tukang cuci pakaian dan ayahnya bekerja sebagai mekanik bengkel.

Dari cerita kehidupan Rasyah dan keluarganya, saya merenung tentang cara saya melihat Rasyah hanya dari satu sisi. Kita juga dapat memetik sebuah nilai kehidupan dimana kita tidak bisa hanya melihat dari satu sisi saja. Namun kita harus melihatnya juga secara keseluruhan. Saya bangga dengan semangat Rasyah yang sekaligus sudah mengajarkan memberikan saya sudut pandang sisi lainnya. (Devi A.S)

[instagram-feed]